Kelas Menulis

Emangnya kenapa??..

“Emangnya ga boleh kenapa?..

“Kenapa emangnya..?!”

Sebagai orang tua sepertinya kalimat itu pasti tidak asing dan pasti pernah mampir ke telinga kita. Terlebih jika kita memiliki anak yang sudah mulai beranjak besar, sudah mulai sekolah atau mulai merasa jadi abang-abang atau kakak-kakaklah.. juga anak-anak yang merasa jengkel karena ayah dan ibunya suka melarang ini dan itu, semua tidak boleh namun tidak ada penjelasan untuk larangan yang di berlakukan.

Dan kalimat tersebut, akhir-akhir ini sering mampir ke telinga saya. Kadang terdengar seperti pertanyaan biasa, namun seringkali membuat jiwa agak terusik jika kebetulan saya sedang memiliki aktifitas yang padat, waktu yang mepet dan semua ingin selesai dengan serba cepat. Larangan yang tak diindahkan malah disambung dengan kalimat tanya diatas rasanya bener-bener bikin keki. ( Ayo, siapa yang pernah merasakan??..🙂.

Tapi sebenernya, pernahkah kita mengingat-ingat lagi, seberapa banyak larangan yang sering kita berlakukan dirumah kita, dan seberapa banyak kita merespon pertanyaan itu dengan memberikan jawaban yang benar dan yang memuaskan rasa ingin tahu buah hati kita. Kalau jarang sekali.. Yuk sama-sama berbenah, karena larangan tanpa penjelasan itu mungkin terasa seperti menanti tanpa kepastian bagi anak-anak kita. Malah membuat mereka lebih penasaran untuk melakukannya apalagi pada anak-anak yang kekurangan perhatian, dia akan menjadikan hal itu sebagai alasan untuk mendapatkan perhatian dari orang tuanyanya.

Jika kita keki dengan responnya, maka dia keki dengan kecuekan kita untuk menjelaskan detil sebab musabab kita melarangnya melakukan hal-hal yang disukainya.
Dan untuk menghindari rasa itu menjadi sesuatu yang tidak sehat, mungkin kita bisa memulai lagi belajar bagaimana untuk menyenangkan anak-anak kita, salah satunya dengan menjawab segala rasa ingin tahu anak dengan ikhlas, meski kadang kita merasa tidak penting, namun percayalah dalam setiap detik perkembangan kehidupannya segala hal yang terjadi itu sangat penting dan menentukan akan seperti apa seorang anak dimasa yang akan datang.

Mari kita mulai belajar menjawab dengan benar setiap pertanyaan yang diajukan anak, serta tak lupa berbesar hati untuk meminta maaf dan mengatakan bahwa kita tidak tahu namun berjanji untuk mencari jawabannya bersama-sama, karena terkadang apa yang kita larang bisa juga kita lakukan hanya karena orang tua kita pernah melakukan hal yang sama dan kita memilih untuk mengikutinya, karena itu kita juga harus terbuka untuk sama-sama belajar mencari kebenarannya terlebih karena bisa jadi anak kita memang benar-benar ingin tahu mengapa hal yang disukainya tidak boleh dilakukan dan menjadi sebuah larangan.

Alih-alih menganggap pertanyaan itu sebagai sebuah perlawanan atau pemberontakan serta menggelarinya anak nakal karena dia tidak patuh,mungkin akan lebih baik kita yang terlebih dulu Instrospeksi diri atas apa yang menjadi kesalahan dalam komunikasi kita dengannya juga atas respon buruk darinya.

Setelah merasa tidak ada yang salah dengan komunikasi maka selanjutnya adalah berbaik sangka bahwa dia memang bertanya karena dia tidak tahu, masalah pola komunikasinya yang masih berantakan dan terkadang menggoda iman kita untuk marah, mungkin itu kembali kita yang harus instrospeksi diri, karena yang namanya anak itu hanya meniru apa yang selalu dilihat dan didengarnya.

Anak itu adalah seorang mengamat yang sangat ulung. Karenanya kita sebagai orang tua benar-benar dituntut untuk mampu memberikan keteladanan dalam setiap tingkah laku dan kehidupan kita. Karena ketika kita sudah bergelar orang tua, setiap hal yang kita lakukan akan ada pengikutnya, oleh karena itu sudah sebaiknya kita selalu berhati-hati dan mohon petunjuknya agar kita selalu menjadi orang tua yang shaleh yang selalu mempertontonkan hanya keteladanan pada anak kita, hingga amal yang difotocopi olehnya hanyalah amal yang baik dan itulah yang akan menjadi tabungan kita diakhirat sana. Insyaallah..

#sarapankata
#KMOIndonesia
#KMObatch14
#Day3

 

Foto Melizar S.

Tinggalkan komentar